KHILAFAH ISLAMIYAH TIDAK REALISTIS III ?

 Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq

Tulisan ini masih melanjutkan bahasan – bahasan sebelumnya untuk menjelaskan tuduhan bahwa sistem pemerintahan global dengan berlandaskan syariat Islam itu sudah tidak cocok di zaman modern ini seperti yang banyak dituduhkan. Maka pastikan dulu anda telah membaca bahasan point pertama hingga kelima sebelum membaca tulisan ini agar tidak salah paham atau gagal paham atau bahkan sengaja tak mau paham karena sudah bersikap skeptis duluan.

6. Tanda itu telah nampak

Suka ataupun tidak suka,  mau diakui atau diingkari sebuah fakta yang nyata terpampang di hadapan kita hari ini adalah, adanya semangat dan kesadaran kaum muslimin untuk kembali kepada tuntunan agamanya. Baik kesadaran itu berupa individu, jama’ah atau kelompok masyarakat, itu sangat nyata terlihat. Munculnya fenomena hijrah, semangat untuk menutup aurat para muslimah, hadirnya ragam model pengajian dan lain sebagainya.

Begitu juga kesadaran banyak orang untuk menjauhi makanan dan pekerjaan yang haram, terutama dalam hal menjauhi sistem ribawi. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya umat Islam yang beralih ke lembaga keuangan syariah dan meninggalkan transaksi berbasis bunga yang dilarang dalam Islam. Kesadaran ini tidak hanya terbatas pada urusan finansial, tetapi juga meluas ke dalam kehidupan sehari-hari, di mana umat Islam semakin selektif dalam memastikan bahwa makanan yang mereka konsumsi halal dan sumber pendapatan yang mereka peroleh bebas dari unsur-unsur yang diharamkan.

Selain itu, semakin banyak umat Islam yang menyadari bahaya sekularisme dalam beragama, di mana agama dipisahkan dari kehidupan sosial, politik, dan ekonomi. Kesadaran tentang bahaya sekularisme telah memicu munculnya banyak diskusi dan kajian di berbagai komunitas, lembaga pendidikan, dan organisasi Islam tentang pentingnya menjaga keselarasan antara iman dan kehidupan sehari-hari. Umat Islam kini semakin paham bahwa agama bukan hanya urusan ibadah ritual semata, tetapi juga pedoman dalam menjalani seluruh aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan sosial.

Gerakan-gerakan kebangkitan Islam di berbagai negara Muslim telah menunjukkan bahwa banyak umat Islam yang ingin kembali kepada syariat sebagai sistem hidup yang menyeluruh. Semakin banyak negara Muslim yang menuntut penerapan syariat dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari hukum keluarga hingga ekonomi dan politik.

Semangat kebangkitan ini bukan hanya ada pada tingkat individu, tetapi juga pada tingkat negara. Banyak negara Muslim mulai melihat pentingnya menegakkan syariat Islam dalam konstitusi dan kebijakan nasional mereka. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam sedang bergerak ke arah penyatuan, baik secara ideologis maupun politik, menuju pemerintahan global yang berlandaskan pada syariat Islam.

Ini semua adalah tanda-tanda nyata dari kebangkitan kesadaran umat Islam yang ingin hidup sepenuhnya sesuai dengan ajaran agama, menolak pemisahan agama dari kehidupan, dan berupaya membangun kehidupan yang lebih Islami. Umat semakin sadar bahwa Islam adalah solusi yang menyeluruh, tidak hanya dalam urusan pribadi, tetapi juga dalam tata kelola masyarakat, pemerintahan, dan sistem ekonomi yang lebih adil dan sejahtera.

7. Kegagalan sistem yang ada saat ini

Selanjutnya, di antara alasan utama mengapa sistem pemerintahan Islam yang global dianggap penting dan realistis untuk diwujudkan adalah karena semua bisa menyaksikan kegagalan sistem yang ada saat ini dalam menciptakan keadilan, stabilitas, dan kesejahteraan yang merata di seluruh dunia . Sistem kapitalisme dan liberalisme yang mendominasi dunia saat ini banyak menghasilkan ketimpangan sosial, korupsi, penindasan, serta konflik antara negara-negara besar yang justru sering kali mengorbankan rakyat kecil.

Krisis ekonomi global yang terjadi secara berkala, konflik antarnegara, kemiskinan yang meluas, serta ketidakadilan dalam pembagian kekayaan global menjadi tanda bahwa  apa yang digunakan oleh banyak negara dunia hari ini begitu rapuh dan lemah. Belum lagi jika dihadapkan kepada urusan keumatan, berbagai kerusakan dan kedzaliman yang dirasakan oleh umat Islam di banyak negara hari ini adalah karena absennya syariah dan persatuan umat dalam tatanan politik.

Islam sebagai agama yang lengkap dan menyeluruh menawarkan solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi dunia saat ini. Di bidang ekonomi, Islam menawarkan sistem zakat, larangan riba, dan pembagian kekayaan yang adil. Di bidang politik, Islam menawarkan konsep syura (musyawarah) dan keadilan, di mana pemimpin diangkat berdasarkan kemampuan dan keamanahan, bukan kekuatan uang atau kekuasaan politik yang korup.

Di bidang sosial, Islam mengajarkan persatuan umat, persaudaraan yang melampaui batas-batas etnis dan nasional, serta keadilan bagi semua golongan. Dalam sistem Khilafah, umat Islam dipandang sebagai satu entitas yang bersatu di bawah syariat Islam. Dengan dasar-dasar ini, Khilafah bisa menjadi alternatif yang realistis dan lebih baik daripada sistem-sistem global yang ada saat ini.

Meskipun kekhilafahan mengalami berbagai tantangan dan akhirnya runtuh pada abad ke-20, pengalaman selama lebih dari seribu tahun itu memberikan banyak pelajaran berharga. Sejarah kekhilafahan Islam menunjukkan bahwa meskipun ada kekurangan dan kelemahan dalam penerapannya, sistem ini mampu bertahan dan membawa kejayaan bagi umat Islam selama berabad-abad lamanya.

Jika sistem pemerintahan global dengan syariahnya bisa diterapkan dengan baik pada masa lalu di mana saat itu sistem monarki masih mendominasi, tentu akan lebih mudah dan maksimal hasilnya bila diterapkan dalam sistem syura (musyawarah), konstitusional dan lainnya seperti yang mungkin dianggap mirip dengan yang ada hari ini.

8. Gambaran terbentuknya

Sejarah memang bisa berubah, baik perubahan itu terjadi secara gradual (bertahap) ataupun drastis (secara mendadak). Dalam konteks perpolitikan dan kekuasaan, sebuah pemerintahan bisa mengalami perubahan sistem secara evolusi, yang berjalan perlahan-lahan, atau secara revolusi, yang terjadi dengan cepat akibat perubahan besar. Fakta ini tidak bisa diingkari, kecuali oleh mereka yang benar-benar menutup mata terhadap realitas dan fakta sejarah yang sudah terbukti berulang kali.

Jika kita hendak membuat gambaran futuristik tentang bagaimana sistem pemerintahan global Islam nantinya terbentuk, prosesnya mungkin akan diawali dengan meningkatnya kesadaran individu muslim untuk kembali menerapkan ajaran agamanya secara komprehensif dalam setiap aspek kehidupannya, baik dalam hal pribadi, keluarga, maupun sosial. Kesadaran ini dimulai dari setiap individu yang merasa penting untuk menegakkan syariat Islam tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam sistem hukum, ekonomi, dan kehidupan bermasyarakat.

Kesadaran ini kemudian berkembang dari tingkat individu ke tingkat kolektif. Masyarakat Muslim yang semakin menyadari pentingnya penerapan syariat Islam akan membentuk komunitas-komunitas yang bersatu dalam visi dan misi untuk menjalankan ajaran agama dalam skala yang lebih luas. Semangat untuk menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial dan politik terus menyebar, sehingga masyarakat mulai menuntut penerapan syariat secara formal di tingkat pemerintahan.

Pada akhirnya, dengan adanya kesadaran kolektif ini, negara-negara Islam yang sebelumnya terpecah oleh nasionalisme atau kepentingan politik mulai menyadari bahwa persatuan umat Islam adalah hal yang niscaya jika mereka ingin menjadi negara yang kuat, makmur, dan sejahtera. Para pemimpin negara-negara Muslim pun mulai memahami bahwa dengan bersatu di bawah satu sistem pemerintahan yang berlandaskan syariat Islam, mereka dapat mengatasi berbagai masalah yang selama ini menghambat kemajuan negara-negara Islam, seperti ketergantungan pada kekuatan asing, ketidakadilan ekonomi, serta konflik internal.

Persatuan ini tidak hanya akan memperkuat posisi negara-negara Muslim secara internal, tetapi juga akan melindungi mereka dari intervensi eksternal. Dengan sistem Khilafah yang mempersatukan umat Islam, pihak-pihak luar yang selama ini dengan leluasa mempengaruhi kebijakan dan kepentingan dalam negeri negara-negara Muslim akan kehilangan kendali. Negara-negara Islam akan menjadi lebih mandiri, kuat, dan mampu mengelola sumber daya mereka sendiri tanpa tergantung pada kekuatan asing.

Gambaran futuristik ini menunjukkan bahwa perubahan sistem pemerintahan global Islam dapat terjadi baik secara evolusi maupun revolusi, tergantung pada kesiapan umat Islam itu sendiri dan kondisi global yang ada. Dengan semangat untuk kembali kepada Islam dalam segala aspek kehidupan, serta dorongan untuk bersatu di bawah satu kepemimpinan yang adil dan berlandaskan syariat, Khilafah Islamiyah dapat terwujud sebagai sistem pemerintahan yang membawa keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.

Wallahu a'lam.

 

0 comments

Posting Komentar