Ustadz aku mau tanya., tadi aku baca artikel katanya kalau orang
yang sudah mati ruhnya pergi ke beberapa tempat, ada yang di surga ada di
neraka. Ada juga yang katanya di udara. Lalu sebenarnya yang dapat nikmat kubur
atau siksa kubur itu jasadnya atau ruhnya ya pak ustadz ? Bukankah katanya
sebelum hari kiamat itu semua orang mati ada di alam kubur ? Mohon jawabannya
ya pak ustadz. Karena banyak baca artikel berbeda saya malah jadi bingung..
Terimakasih
Jawaban
Setiap jiwa pasti akan bertemu dengan kematian. Yakni proses
berpisahnya antara ruh seseorang dengan jasadnya. Untuk kemudian menghadap
kepada Allah ‘aza wa Jalla guna mempertanggungjawabkan kehidupan yang
dijalaninya di dunia.
Karenanya mati bukanlah kebinasaan dan akhir kehidupan, namun ia adalah awal
bagi kehidupan di alam lain. Karenanya ulama mendefinisikan mati dengan :
"Berpisahnya ruh dari jasadnya dan proses perpindahan dari satu alam ke
alam yang lain"[1]
Hanya memang sebelum alam
akhirat, ruh akan memasuki alam Barzakh, atau alam Kubur. Bagaimana hakikat
alam Barzakh itu ? Dan bagaimana perjalanan ruh seseorang setelah ia
meninggalkan dunia yang fana ini ? Mari kita simak penjelasannya.
Masalah ruh termasuk perkara yang rumit dan sulit, hal ini selain karena
ia termasuk perkara ghaib, juga Allah telah menyatakan dalam firmanNya :
وَيَسَۡٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنۡ
أَمۡرِ رَبِّي وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ إِلَّا قَلِيلا
“Mereka bertanya kepadamu tentang
ruh. Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Rabbku dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit’.” (QS. Al Isra: 85)
Sehingga informasi apapun terkait tentang ruh, harus
benar-benar dikembalikan kepada dalil-dalil agama yang shahih. Tidak boleh
seseorang berbicara tentang perkara ghaib umumnya, dan masalah ruh khususnya, berdasarkan
akal dan pengalamannya.
Perjalanan
ruh setelah kematian
Berdasarkan hadits-hadits yang stabit dari Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam menyebutkan bahwa keadaan ruh setelah seseorang
bertemu dengan kematian adalah pertama-tama ruh itu akan dibawa ke langit, dan
setelahnya akan dikembalikan ke alam Kubur dan tinggal disana sampai datangnya
hari kiamat.
1.
Ruh
dibawa kelangit
Hal ini berdasarkan beberapa hadits diantaranya bahwa Rasulullah
shalallahu’alaihi wassalam bersabda : “Sesungguhnya seorang hamba yang
beriman, ketika terputus dari dunia dan memulai (kehidupan) akhirat, para
malaikat turun kepadanya dari langit, wajahnya putih, wajah mereka seperti
matahari. Bersamanya kain kafan dari surga dan minyak wangi dari surga. Sampai
mereka duduk sejauh mata memandang. Kemudian didatangkan malaikan maut
alaihissalam. Lalu dia duduk di kepalanya seraya mengatakan, “Wahai jiwa yang
baik, keluarlah menuju ampunan dan keridoan Allah. Maka (ruh) keluar lepas
seperti tetasan air yang mengalir dari tempat minuman. Maka dibawanya ruh itu
dengan sepenuh perhatian tidak lengah sedikipun. Lalu dibawa dan diletakkan di
kafan itu dengan minyak wangi itu, sehingga keluar darinya bau sangat wangi
yang didapatkan di atas bumi. Berkata, “Kemudian dia dibawa naik olehnya,
tidaklah melewati sekumpulan malaikat kecuali mereka mengatakan, “Apa gerangan
ruh yang baik ini?” mereka menjawab, “Ini fulan bin fulan.” dengan menyebutkan
nama terbaiknya yang mereka namakan di dunia. Hingga selesai dari langit dunia,
lalu mereka meminta izin untuk dibukakan baginya, dan dibukakan untuk mereka,
dan setiap makhluk di langit ikut menghantarkan sampai ke langit setelahnya sampai
selesai di langit ketujuh. Maka Allah Azza Wajalla berfirman, “Tulislah kitab
hamba-Ku ini di Illiyyin dan kembalikan dia ke bumi. Karena Saya ciptakan
darinya dan ia dikembalikan dan nanti akan di keluarkan lagi.Maka ruhnya
dikembalikan ke jasadnya, sampai datang dua malaikat dan
mendudukkannya….” kemudian disebutkan hadits tentang pertanyaan kubur.
Kemudian disebutkan mencabut ruh orang
kafir dan mengatakan, “Mereka membawannya. Tidaklah mereka melewati sekumpulan
malaikat melainkan mereka mengatakan, “Ruh busuk apa ini.” Mereka mengatakan
fulan bin fulan, dengan nama terjelek yang mereka namakan di dunia. Sampai ke
langit dunia. Dan meminta dibukakan, namun tidak dibukakan untuknya... (sampai
dilafadz) kemudian disebutkan pertanyaan kubur.”[2]
2.
Ruh
dibawa ke alam Kubur
Setelah ruh dikembalikan ke bumi, ia akan masuk ke alam kubur. Di alam ini seseorang akan mendapatkan nikmat
Kbur atau sebaliknya siksa Kubur. Sesuai dengan amalannya ketika masih hidup di
dunia.
Hal
ini berdasarkan hadits shahih riwayat Imam Ahmad
rahimahullah Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam bersabda : “Kemudian
dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah
Tuhanmu ?” Dia (si mayyit)menjawab, “Tuhanku Allah”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu ?”Dia menjawab: “Agamaku
Islam”. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus
kepada kamu ini ?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allah”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku
membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan
baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang
laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu
mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang
engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya
kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia
menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku,
tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.
Pertanyaan ini juga
dilontarkan kepada orang ingkar. Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan
dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya,
“Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu
bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.Kedua
malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu
ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari
langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari
neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan
asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang
rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang
laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu
mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah
dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah
engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah
amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan
hari kiamat”. [3]
Selanjutnya keadaan ruh itu jika dia adalah
orang yang shalih akan diberikan kebebasan untuk terbang kemanapun ia
kehendaki. Disebutkan dalam hadits : “Ruh-ruh mereka berada didalam
burung-burung yang hijau, memiliki sarang yang bergelantungan di 'Arsy, pergi
ke surga sekehendaknya, kemudian kembali ke sarangnya.” (HR. Muslim)
Berkata Syaikh Ibnu Taimiyyah "Ruh orang
beriman ada di surga, meskipun terkadang dikembalikan ke jasadnya, sebagaimana
juga secara asal (ketika hidup-pen) ruh itu tinggal didalam badan, tapi
terkadang dibawa naik ke langit seperti ketika tertidur…"[4]
Hakikat alam
Barzakh (Kubur)
Alam Barzakh atau alam Kubur termasuk alam Ghaib, karenanya itu
bukan area akal pikiran dan logika manusia. Sehingga yang harus kita terima
mengenainya bukan yang masuk akal, namun apa yang bersumber dari dalil agama.
Sehingga kita tidak diperintahkan untuk mengetahui secara pasti hakikat
kehidupan alam barzakh, namun hanya diperintah
mengimaninya. Diantara hikmahnya, apa yang Allah tidak jelaskan secara
mendetail sebagai ujian keimanan itu sendiri.
1.
Ada
nikmat dan adzab Kubur
Di dalam Kubur, ruh mendapatkan nikmat
atau sebaliknya adzab kubur. Banyak sekali dalil yang mennunjukkan akan hal ini
diantaranya, hadits
Al-Barra Ibnu Azhim radhiyallāhu ‘anhu yang panjang yang menceritakan tentang
fitnah, nikmat dan adzab kubur, Rasulullāh shallallahu‘alayihi wasallam
bersabda:
استعيذوا بالله من عذاب القبر
“Hendaklah
kalian berlindung kepada Allāh dari adzab kubur.”(HR. Abu Daud).
Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan:
"Siksa dan nikmat kubur dirasakan oleh ruh dan jasad semuanya, berdasarkan
kesepakatan ulama Ahlussunnah wal Jama'ah, terkadang jiwa itu disiksa dan
diberi kenikmatan secara terpisah dari jasadnya, dan terkadang
dalam keadaan terhubung dengan badan, dan badan pun terhubung dengannya. Sehingga nikmat
dan siksa diterima oleh keduanya ketika bergabung, sebagaimana diterima oleh
ruh saja ketika terpisah dari badan."[5]
Juga
berkata Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Ayat ini adalah dalil yang paling
kuat bagi Ahlus Sunnah untuk menetapkan adanya azab kubur, yaitu firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala : “Kepada mereka dinampakkan neraka
pada pagi dan petang.” (Ghafir: 46)[6]
2.
Orang
yang hidup dialam barzah diberikan kemampuan mendengar sebagian pembicaraan
Ruh orang yang telah mati adakalanya mendengar pembicaraan
manusia yang masih hidup. Hal ini diantaranya disebutkan dalam sebuah hadits : "Tidak
seorangpun yang melewati kuburan temannya yang pernah ia kenal ketika di dunia
dan mengucap salam kepadanya, kecuali ia mengenalnya dan menjawab salamnya." (HR Ibnu 'Asakir)
Ibnu Qayyim berkata: "Ulama
salaf bersepakat bahwa orang yang telah meninggal dunia mengetahui kunjungan
orang yang masih hidup kepadanya serta merasa senang dengannya"[7]
Namun demikian, ruh orang yang
telah mati tidak bisa kembali kedalam kehidupan dunia. Dalam artian jalan-jalan
apalagi mengganggu dalam bentuk yang kita istilahkan dengan nama hantu atau arwah
gentayangan. Andaikan hal ini bisa terjadi, maka pasti orang-orang kafir dan
zhalim orang yang pertama kali melakukan hal itu, sehingga mereka kembali ke
dunia untuk beramal sholih.
Al-Imam
Mujahid bin Jabr Al-Makkiy rahimahullah berkata,
حجاب بين الميت والرجوع إلى الدنيا.
“(Barzakh
adalah) pemisah antara kematian dan kembali kedunia”.[8]
Penutup
Perkara ruh adalah perkara ghaib, dan atas segala perkara
ghaib sikap orang beriman hanyalah menerima berita yang bersumber dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu‘alaihi wasallam semata. Inilah iman yang akan membedakan antara orang yang mukmin dengan orang
kafir. Sehingga, seorang mukmin akan beriman kepada seluruh perkara yang
diberitakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Sama saja baginya, apakah dia mampu mengetahuinya dengan panca
inderanya atau tidak. Sama saja baginya, apakah akalnya mampu menjangkaunya
atau tidak. Sikap seorang mukmin yang demikian ini berbeda dengan sikap
orang-orang zindiq (munafik) dan kafir
yang mana mereka mendustakan perkara-perkara ghaib
hanya karena akalnya tidak mampu
menjangkaunya.
Demikian,
Wallahu a’lam.
0 comments
Posting Komentar