بسم الله الرحمن الرحيم
BAQA’ (KEKAL)
Arti Baqa ialah
kekal selama-lamanya, mustahil Ia akan lenyap (binasa). Allah tidak mungkin
akan binasa karena kalau Ia tidak ada lagi, maka siapakah yang menjadi Allah
sesudah-Nya? Apakah bisa diterima akal sesuatu yang maha kuasa, yang
menciptakan, yang tidak berawal namun memiliki akhir ?
Allah kekal untuk selama-lamanya. Sebagaimana hal ini telah
ditegaskan dalam firman-Nya : “Segala
sesuatu akan lenyap kecuali Zat-Nya.” (Al Qashash: 88)
Dan
demikian juga dalam ayat lain :
Dan firman-Nya : “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal)
Yang tidak mati...” [Al Furqon 58]
“Semua yang ada di bumi
itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.” (Ar Rahman:26-27]
Mengapa wujud Allah
itu wajib baqâ’ (berkekalan)?
Pertama; apabila wujud Allah diakhiri dengan `adam
(ketiadaan) , maka Allah itu baharu (berubah-ubah), apabila Allah baharu, maka
Allah butuh kepada yang menjadikannya, atau butuh kepada yang meniadakannya.
Kedua ; apabila hal
tersebut terjadi maka semua benda yang ada dalam alam ini termasuk manusia
tidak ada, sebab kekuatan qudrah Allah sudah sama dengan qudrah makhluk.
Apabila terdapat dua kekuatan yang sama pasti tidak terjadi sesuatu, sebab satu
ingin menjadikan dan yang satu lagi ingin memusnahkan. Kenyataan yang kita
lihat bahwa alam ini berdiri dengan kokoh dan tersusun dengan rapi, ini tidak
mungkin terjadi apabila tidak ada penciptanya yang tidak sama dengan benda
hasil ciptaannya.
Adapun mengenai waktu, karena
dia adalah makhuknya Allah, maka iapun akan binasa. Ketika terjadi kiamat, yang
hancur bukan hanya tata ruang alam semesta ini, tetapi juga tata waktu. Ketika hari
berbangkit, kita akan bertemu dengan ruang dan waktu yang sama sekali berbeda
dengan apa yang terjadi di dunia.
Setiap yang berawal pasti berakhir, dan
sangat tidak bisa diterima akal sesuatu yang dicipta tidak bisa binasa. Waktu adalah
ciptaan Allah, yaitu berupa akumulasi dari perjalanan usia dan perubahan makhluk
(namun dalam batasan yang bisa dihitung manusia). Waktu yang sekarang ada, yang
kita hitung, kita ketahui dan yang sepakati bersama ini hanya merupakan ‘produk’
matahari . untuk menunjukkan ketidak kekalan waktu, tidaklah perlu terjadi kiamat. sekarang coba kita
bayangkan. Seandainya Allah menahan matahari untuk tidak terbit dalam hitungan beberapa hari saja, sehingga malam hari
terjadi terus menerus selama beberapa waktu, Atau Allah menahan sianr matahari
selama beberapa hari saja, sehingga siang hari terjadi terus menerus selama
beberapa waktu . kira-kira apa yang akan terjadi ? Sudah pasti manusia harus
mengganti sistem waktu yang ada. Jam, hari, tanggal, bahkan tahun harus
diperbaharui, sistem waktu yang lama telah ‘wafat’ digantikan dengan sistem
penghitungan baru. Apalagi jika telah terjadi kiamat ? yang bukan hanya
matahari yang binasa, struktur waktu yang lain akan binasa, semua akan binasa,
yang tetap kekal dan Berjaya adalah Rabb semesta ‘alam. Subhanakallaumma
ya Allah.
0 comments
Posting Komentar